KAJIAN KETUJUH
Berkata Al-Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad, "Tidak akan pernah kosong suatu jaman daripada para tokoh utama Bani Alawy, sampai nanti datangnya Al-Imam Mahdi yang dijanjikan. Mereka ada yang suka menyendiri dan tertutup keadaannya, namun ada juga yang sering terlihat di antara manusia dan terkenal." Beliau kemudian melanjutkan, "Terkadang Allah mengumpulkan pada sebagian orang-orang khusus ilmu-ilmu dhahir dan bathin1, serta menganugerahkan kepadanya keahlian untuk memberikan kemanfaatan buat kalangan khusus dan kalangan umum. Allah juga menganugerahkan ilmu tentang syariah, ilmu thariqah dan ilmu haqiqah2. Anugerah-anugerah tersebut biasanya diberikan kepada sekelompok orang dari salafus sholeh. Anugerah-anugerah tersebut juga diberikan kepada sekelompok orang yang tak dapat dihitung jumlahnya dari Saadah Bani Alawy. Hal tersebut dapat diketahui oleh orang yang melihat perjalanan-perjalanan hidup mereka dan membaca sejarah hidup mereka."
Beliau masih terus melanjutkan kalamnya, "Sesungguhnya thariqah Bani Alawy adalah sekokoh-kokohnya dan selurus-lurusnya jalan. Perjalanan kehidupan mereka adalah sebaik-baiknya perjalanan dan seindah-indahnya suri tauladan. Sesungguhnya mereka berjalan pada suatu thariqah yang lurus, terang, jernih dan selamat."
Beliau juga berkata, "Tidak sepantasnya bagi seorang dari keturunan Bani Alawy untuk memilih jalan di luar jalan yang sudah ditempuh oleh para pendahulunya. Tidak sepantasnya ia berpaling dari thariqah dan siroh mereka3. Mereka bahkan harus sebaliknya, mengikuti dan bahkan berusaha menarik orang yang mengaku sudah mendapatkan jalan di luar jalan yang ditempuh olehnya dan oleh keluarga Bani Alawy. Hal ini dikarenakan thoriqah mereka telah disaksikan nilai kebenarannya oleh Al-Qur'an, As-Sunnah, jejak-jejak sholihin dan perjalanan para Salafus Sholeh. Itu semua terjadi karena mereka (keluarga Bani Alawy) menerima thariqah tersebut generasi dari generasi sebelumnya, ayah dari kakeknya, dan terus begitu sampai kepada baginda Nabi SAW4. Kedudukan (maqam) mereka bertingkat-tingkat (di sisi Allah), ada yang utama dan ada yang lebih utama, ada yang sempurna dan ada yang lebih sempurna."
[Diambil dari kitab Al-Ilm An-Nibroos, karya Al-Habib Abdullah bin Alawy Al-Atthas]
1. Ilmu dhahir adalah ilmu yang orientasinya pada panca indera. Sedangkan ilmu bathin adalah ilmu yang orientasinya pada hati.
2. Ilmu thariqah adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana manusia ini dapat menjalani hidup ini sebagai hamba Allah yang baik. Sedangkan ilmu haqiqah adalah ilmu yang dengannya seseorang dapat menyingkap filosofi dan menemukan hakekat dari kemahaagungan Allah, sang pencipta alam.
3. Sungguh amat disayangkan orang yang bernasabkan ke Bani Alawy, tapi ia tidak berjalan pada thariqah salafnya dan memilih jalan lain yang justru bertentangan dengan jalan pendahulunya. Berkata Sayyiduna Al-Imam Muhammad bin Ahmad bin Ja'far bin Ahmad bin Zein Alhabsyi, "Qodho (ketetapan) itu tidak dapat dipungkiri, dan syariat harus diikuti tanpa dikurangi dan ditambahi. Para imam kita keluarga Bani Alawy telah melintasi jalur yang mulus dan jalan yang lurus. Barangsiapa yang mencari aliran baru untuk dirinya sendiri atau untuk putra-putrrinya dengan cara tidak menempuh di jalan para datuk-datuknya yang saleh dan mulia, maka pada akhir umurnya ia akan menemui kekecewaan dan kebinasaan."
4. Beliau, Al-Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad, menuliskan tentang hal ini dalam 2 bait dari syairnya yang terkenal dengan Al-Ainiyyah. Disana beliau berkata, "Mereka mengikuti jejak Rasulullah dan para sahabatnya, serta para tabi'in, maka berjalanlah kamu dan ikutilah mereka. Mereka berjalan menuju suatu jalan kemuliaan, generasi demi generasi dengan begitu kokohnya."
Berkata Al-Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad, "Tidak akan pernah kosong suatu jaman daripada para tokoh utama Bani Alawy, sampai nanti datangnya Al-Imam Mahdi yang dijanjikan. Mereka ada yang suka menyendiri dan tertutup keadaannya, namun ada juga yang sering terlihat di antara manusia dan terkenal." Beliau kemudian melanjutkan, "Terkadang Allah mengumpulkan pada sebagian orang-orang khusus ilmu-ilmu dhahir dan bathin1, serta menganugerahkan kepadanya keahlian untuk memberikan kemanfaatan buat kalangan khusus dan kalangan umum. Allah juga menganugerahkan ilmu tentang syariah, ilmu thariqah dan ilmu haqiqah2. Anugerah-anugerah tersebut biasanya diberikan kepada sekelompok orang dari salafus sholeh. Anugerah-anugerah tersebut juga diberikan kepada sekelompok orang yang tak dapat dihitung jumlahnya dari Saadah Bani Alawy. Hal tersebut dapat diketahui oleh orang yang melihat perjalanan-perjalanan hidup mereka dan membaca sejarah hidup mereka."
Beliau masih terus melanjutkan kalamnya, "Sesungguhnya thariqah Bani Alawy adalah sekokoh-kokohnya dan selurus-lurusnya jalan. Perjalanan kehidupan mereka adalah sebaik-baiknya perjalanan dan seindah-indahnya suri tauladan. Sesungguhnya mereka berjalan pada suatu thariqah yang lurus, terang, jernih dan selamat."
Beliau juga berkata, "Tidak sepantasnya bagi seorang dari keturunan Bani Alawy untuk memilih jalan di luar jalan yang sudah ditempuh oleh para pendahulunya. Tidak sepantasnya ia berpaling dari thariqah dan siroh mereka3. Mereka bahkan harus sebaliknya, mengikuti dan bahkan berusaha menarik orang yang mengaku sudah mendapatkan jalan di luar jalan yang ditempuh olehnya dan oleh keluarga Bani Alawy. Hal ini dikarenakan thoriqah mereka telah disaksikan nilai kebenarannya oleh Al-Qur'an, As-Sunnah, jejak-jejak sholihin dan perjalanan para Salafus Sholeh. Itu semua terjadi karena mereka (keluarga Bani Alawy) menerima thariqah tersebut generasi dari generasi sebelumnya, ayah dari kakeknya, dan terus begitu sampai kepada baginda Nabi SAW4. Kedudukan (maqam) mereka bertingkat-tingkat (di sisi Allah), ada yang utama dan ada yang lebih utama, ada yang sempurna dan ada yang lebih sempurna."
[Diambil dari kitab Al-Ilm An-Nibroos, karya Al-Habib Abdullah bin Alawy Al-Atthas]
1. Ilmu dhahir adalah ilmu yang orientasinya pada panca indera. Sedangkan ilmu bathin adalah ilmu yang orientasinya pada hati.
2. Ilmu thariqah adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana manusia ini dapat menjalani hidup ini sebagai hamba Allah yang baik. Sedangkan ilmu haqiqah adalah ilmu yang dengannya seseorang dapat menyingkap filosofi dan menemukan hakekat dari kemahaagungan Allah, sang pencipta alam.
3. Sungguh amat disayangkan orang yang bernasabkan ke Bani Alawy, tapi ia tidak berjalan pada thariqah salafnya dan memilih jalan lain yang justru bertentangan dengan jalan pendahulunya. Berkata Sayyiduna Al-Imam Muhammad bin Ahmad bin Ja'far bin Ahmad bin Zein Alhabsyi, "Qodho (ketetapan) itu tidak dapat dipungkiri, dan syariat harus diikuti tanpa dikurangi dan ditambahi. Para imam kita keluarga Bani Alawy telah melintasi jalur yang mulus dan jalan yang lurus. Barangsiapa yang mencari aliran baru untuk dirinya sendiri atau untuk putra-putrrinya dengan cara tidak menempuh di jalan para datuk-datuknya yang saleh dan mulia, maka pada akhir umurnya ia akan menemui kekecewaan dan kebinasaan."
4. Beliau, Al-Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad, menuliskan tentang hal ini dalam 2 bait dari syairnya yang terkenal dengan Al-Ainiyyah. Disana beliau berkata, "Mereka mengikuti jejak Rasulullah dan para sahabatnya, serta para tabi'in, maka berjalanlah kamu dan ikutilah mereka. Mereka berjalan menuju suatu jalan kemuliaan, generasi demi generasi dengan begitu kokohnya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar